Senin, 14 November 2011

Sejarah Hip - Hop

================== DJ dan Scratching ==============================

grand master "wizard" theodore




Ada sebuah tradisi di ghetto-ghetto New York di pertengahan 70-an yang lahir ketika penghuni perkampungan kumuh tersebut tak memiliki akses untuk membuat 'hiburan' disaat live band performance tak dapat mereka realisasikan sehubungan sulitnya peralatan/instrumen live dan disaat penduduk ghetto tersebut tak dapat mengakses bar-bar dan pertunjukkan band/artis besar seperti James Brown karena alasan ekonomi. Para slum-dwellers tersebut membuat alternatifnya dengan membuat 'pertunjukkan' sendiri ditaman-taman dan alleyway-alleyway. Dan satu hari di sebuah taman bernama Madison Square Park di tengah-tengah ghetto di New York, Grand Master Theodore, seorang pengangguran yang terkenal sebgai entertainer jalanan di lingkungan ghetto sekitar, menset seperangkat sound system dan membuat sebuah pesta kecil ditaman tersebut dengan bermodalkan setumpuk piringan hitam dan sepasang turntable tua.

Tradisi 'pesta di taman/jalanan' ini telah lama ada, hadir sebagai satu-satunya entertainment bagi para penghuni ghetto merayakan malam-malam mereka di lingkungan mereka yang padat masalah-masalah sosial mulai kepadatan penduduknya, masalah kemiskinan, pengangguran, drugs, kebrutalan aparat, hingga kriminalitas namun yang membuat malam-malam Theodore tampil menjadi begitu spesial adalah sesuatu yang 'luar biasa' dipertunjukkan olehnya dengan sepasang turntable-nya, ketika ia tampil untuk tidak hanya sekedar memutar lagu-lagu favorit pengunjung taman.

Disc Jockey, begitu panggilan untuk entertainer pemutar musik di tradisi pesta taman/jalanan ini, dan malam itu Theodore, seperti malam-malam sebelumnya, memberi makna baru pada kata DJ tersebut. Ia tak hanya memutar musik. Dengan kepresisian yang tinggi ia me-loop, mengulang bagian lagu yang ia pikir bagus untuk dapat dirangkai untuk menjadi sebuah lagu baru. Merekonstruksi suara dari lagu-lagu dari piringan yang telah ada menjadi sebuah komposisi baru. Ia juga menemukan sebuah cara unik yang ternyata dapat memperkaya sebuah suasana/atmosfir musik yang ia putar; ia membolak-balik piringan secara horisontal dan menghasilkan suara-suara 'aneh' yang sangat menarik para pengunjung yang ia namakan 'scratch' (yang dalam bahasa Indonesia berarti 'menggaruk' atau 'garukan') yang memang suaranya mirip suara garukan, gesekan antara dua benda. Manipulasi suara piringan ini ternyata pada dekade berikutnya telah merubah wajah musik dunia. Ia merevolusi musik, mulai dari cara teknisnya hingga sisi filosofis bahwa alat pemutar piringan hitam alias turntable tersebut adalah alat musik !.

Cara menghasilkan suara yang mirip dengan 'menghancurkan' piringan ini membuat Theodore menginspirasi DJ-DJ lainnya di New York (dan kemudian DJ-DJ Amerika dan bahkan dunia) untuk mengikuti caranya. Dan sejak itulah sebuah artform baru, hiphop, telah lahir. Setiap DJ memperdalam skill teknis dari metoda Theodore ini dan menghasilkan beragam teknik baru. Bersamaan dengan itu generasi pertama DJ hiphop ini pun merebak. Tercatat mereka-mereka yang sekarang namanya telah melegenda sebagai Madison Square Park Legend ; Grandmaster Flash, Tony Tone, Davy D, Crazy Eddie, Master O.C, Wiz Kid, dan sang maestro gila; Grandmaster DST.

========================== hip-hop ========================

selain theodore yg merupakan pelopor style scratch hip-hop modern sekarang ada juga DJ kool herc. bahkan kool herc disebut bapaknya musik hip-hop, dikarenakan dia yg menggabungkan permainan 2 buah turtable dengan mixer yg menjadi trademark dj2 hari ini sedangkan grand master theodore di sebut bapaknya scratch teknik hip-hop. teknik yg di pake kool herc ini yg membikin musik bisa di mainkan tanpa terputus dan bisa menggabungkan 2 jenis musik yg berbeda untuk mendapatkan jenis musik baru (pelopor dubstep dan remix)

DJ kool herc


========================= evolusi ke rap =============================

Herbie Hancock




Grandmaster DST




DST terkenal dengan kepresisiannnya yang menset sebuah inovasi turntable radikal baru melanjutkan Theodore. Pada awal 80-an ketika saat itu belum ada rekaman hiphop, DST mengisi sebuah lagu milik Herbie Hancock berjudul "Rock It". Lagu ini menjadi anthem para DJ saat itu, dimana untuk pertama kalinya dalam sejarah scratch muncul dalam sebuah lagu begitu 'gila' nya sehingga ia ada disitu sebagai layaknya instrumen musik seperti suara gitar, bass, drum atau saxophone. Dengan menggunakan kata 'fresh' yang diambil dari lagu Fab Five Freddy, ia mengeksekusi sebuah suara scratch yang paling inovatif saat itu. Begitu signifikannya sehingga keberadaan DST begitu menonjol pada lagu tersebut bahkan ketika dia berhenti men-scratch, lagu tersebut menjadi terasa 'kosong'.

Mulai saat itulah, makna 'turntablist' lahir. Label ini lahir berkat DST, dimana berbeda dengan makna kata DJ yang menggunakan scratch untuk menambah nuansa lagu yang ia mix, seorang turntablist menggunakan turntable untuk menghasilkan suara seperti layaknya seorang pianis memainkan piano atau seorang gitaris mengocok gitarnya. Dalam lagu "Rock It" tersebut DST memainkan turntable dan piringan hitamnya selayaknya Herbie Hancock memainkan synthesizer-nya. Penampilan DST pada lagu tersebut membuat para DJ pada masa itu melihat genre ini dengan sudut pandang yang total baru.

======================= RAP =============================

Pada era setelah dirilisnya "Rock It", DJ-ing/turntabilisme mengalami penurunan seiring dengan naiknya fenomena MC-ing/rapping atau dalam bahasa kita; nge-rap. Rap mulai menanjak sebagai konsekuensi logis dari fakta bahwa rap pun merupakan revolusi baru dalam vokalisasi pengisian lagu, belum lagi secara verbal/lirikal ia fenomenal dimana penggunaan kata-kata slang/jalanan dan topik-topik kontroversial dipakai begitu brutalnya. Pada titik ini sebenarnya baik Rap maupun Dj-ing mendapat perhatian mainstream terbukti dengan naiknya rapper-rapper di tingkat itu dan diproduksinya alat-alat DJ secara massal oleh industri peralatan musik. Namun biar bagaimanapun sudut DJ-ing ini kalah pamor oleh para rapper. Penampilan DJ biasanya hanya sekedar pelengkap sang rapper beraksi, tak lebih. Walaupun ada spot-nya hanya terbatas pada tingkatan panggung saja tidak dalam rekaman. Dan ini cukup beralasan juga karena para DJ pada era tersebut seolah-olah mentok kreativitas, penampilan skill mereka begitu-begitu saja, berbeda dengan rap yang pada dekade pertama hiphop tersebut berhasil mencetak RUN DMC, LL Cool J, Rakim, KRS-One bahkan Public Enemy.


run dmc


credit source poto from wikipedia/Spellcast


public enemy

1 komentar: