Senin, 14 November 2011

SEJARAH & Teknik Improvisasi

Sejarah Musik Klasik sejak Musik Gregorian tahun 590


Musik Klasik dimulai dengan penemuan Notasi Gregorian tehun 590 oleh Paus Agung Gregori, berupa balok not dengan 4 garis, namun notasi belum ada hitungannya. Paus Gregory semasa hidupnya telah mencatat lagu-lagu Gereja dengan Notasi Gregorian tersebut. sebelum tahun 590 musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis yang dapat dibaca.

Notasi Gregorian Tahun 590

Notasi musik lahir pada tahun 590 yang disebut Notasi Gregorian, yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori, di mana sebelumnya musik mengalami kegelapan tidak ada peninggalan tertulis. Pada masa hidupnya Paus Gregori telah menyalin ratusan lagu-lagu Gereja dalam Notasi Gregorian tersebut. Notasi ini memekai 4 garis sebagai balok not, tetapi belum ada notasi iramanya (hitungan berdasarkan perasaan penyanyi. Di sini sifat
lagu masih sebagai lagu tunggal atau monofoni.

Musik Organum 1150-1400

Pada awalnya orang menyanyi dengan nada yang sama, atau disebut dengan organum, nada atas dinyanyikan oleh wanita atau anak-anak, sedangkan nada rendah dinyanyikan oleh laki-laki. Di sini terjadi susunan lagu berjarak oktaf, suara tinggi (wanita/anak-anak) dan suara rendah (laki-laki).

Musik Diafoni 1400-1600

Ternyata tidak semua dapat mengikuti suara tinggi atau suara rendah.Oleh sebab itu diputuskan untuk membuat suara yang kuart lebih rendah mengikuti melodi, kuart tinggi maunpun kuart rendah, dan musik yang demikian ini disebut musik diafoni (dia=dua, foni=suara).

Basso Ostinato Tahun 1600

Orang-orang Italia pada tahun sekitar 1600 menemukan apa yang disebut Basso Ostinato atau Bass yang bergerak gendeng atau gila, berupa rangkaian nada-nada yang bergerak selangkah demi selangkah ke bawah atau ke atas, kemudia diulang pada rangkaian nada lain.

Musik Polifoni Era Barok 1600-1750

Ternyata suara yang mengikuti sama dengan melodi menjadi membosankan, maka mulailah suara tidak bergerak secara sejajar, maka mulailah dengan arah yang berlawanan. Komponis Giovani Perluigi da Palestrina (1515-1594) adalah perintis tentang hal ini, dan disusun teori mengenai musik melodi banyak (polifoni), sehingga setiap nada atau titik (punctus=point) bergerak secara mandiri atau berlawanan (counter), di sinilah lahir teori kontrapun (counterpoint=kontrapunt).


Johan Sebastian Bach (1685-1750) adalah salah satu empu musik polifoni dengan teknik kontrapun yang sangat tinggi, karema disusun seperti matematik. Hampir semua komponis Era Barok (1600-1750) menyusun dengan teknik kontrapun, misalnya George Frederic Handle dari Inggris, Jean Remeau dari Pernacis, Correli dari Itali, dlsb. Lagu rakyat dengan gaya polifoni adalah Papa Yakob.

Pada awalnya orang menyusun dengan Kontrapun Terikat atau Strict Counterpoint, namun kemudian menadapat kebebasan berdasarkan teori Kontrapun Bebas atau Free Counterpoint.

Musik Homofoni Era Klasik 1750-1825

Selanjutnya pada Era Klasik (1750-1825) ditemukan susunan akord yang berdasarkan trisuara (triad), selanjutnya berkembang dengan empat suara atau lebih. Musik yang demikian ini disebut Musik Homofoni, sehingga kontrapun menjadi variasi melodi yang kontrapuntis.

Musik Klasik Era Romantik 1820-1910

Hampir tidak banyak perubahan dalam kontrapun dan harmoni secara fundamental pada Era Romantik (1820-1910), namun ada kemajuan dalam orketrasi lengkap (dengan penemuan alat musik). Era ini adalah yang terakhir dan masih dapat diterima dengan pendengaran masyarakat umum. Terutama pada musik opera, musik balet, dan walsa wina.

Musik Klasik Modern 1910-sekarang

Musik Modern dengan Musik Atonal dan Politonal telah jauh dari penggemar musik yang menyenangi musik konvensional, karena suara yang disonan dan irama yang tidak teratur membutuhkan konsentrasi dalam mendengar.


Teknik Improvisasi, Dinamika & Penghayatan Permainan Keyboard

Dalam memainkan sebuah alat musik bernada, kehebatan seorang musisi dalam membawa pendengarnya menghayati sebuah lagu tergantung pada banyak hal. Hal-hal yang sangat penting diperhatikan diantaranya sebagai berikut:

1. Teknik Improvisasi


Beberapa tekniknya antara lain:
a. Glisando
Memainkan nada-nada secara berurutan, baik dari rendah ke tinggi dan sebaliknya

b. Artikulasi
Membunyikan setiap not dengan jelas, tegas, dan benar

c. Double Not
Membunyikan 2 nada sekaligus yang terdapat dalam sebuah Accord

d. Arpeggio
Memainkan nada-nada secara berurutan, baik dari rendah ke tinggi dan sebaliknya. Hampir sama dengan Glisando, namun nada-nada dalam Arpeggio biasanya adalah nada-nada pembentuk Chord

e. Conjunc Motion
Pergerakan melodi yang setiap nadanya berhubungan dengan nada-nada terdekat

f. Paralel Motion
Memainkan nada-demi nada secara bersama-sama dalam setiap interval

g. Contrary Motion
Memainkan beberapa bagian nada dimana yang satu menunju pada jenjang yang lebih tinggi, sedang bagian berikutnya menurun


2. Teknik Dinamika


a. Tremolo
Memainkan setiap notasi dengan cara cepat dan berulang-ulang

b. Cresendo
Memainkan rangkaian notasi dengan artikulasi semakin lama semakin keras

c. Decresendo
Memainkan rangkaian notasi dengan artikulasi semakin lama semakin lembut

d. Aksentuasi
Memainkan bagian-bagian nada dengan penguatan tertentu

e. Legato
Memainkan notasi-notasi panjang dalam setiap pola improvisasi

f. Vibration
Memainkan notasi-notasi secara bergetar dan bergelombang

g. Stacato
Memainkan notasi-notasi secara terputus-putus


3. Penghayatan-Ekspresi


Hal yang tidak kalah pentingnya, adalah memberikan penghayatan pada sebuah lagu yang sedang dimainkan. Hal ini tentu saja bergantung pada lagu yang sedang dimainkan. Misalnya;

a. Memainkan lagu Melankolis/Mello ekspresi wajah dan gerakan tubuh lembut

b. Memainkan lagu Anak ekspresi wajah dan gerakan tubuh riang

c. Memainkan lagu Rohani ekspresi wajah dan gerakan tubuh tenang dan hikmat

d. Memainkan lagu Rock n Roll ekspresi wajah dan gerakan tubuh berjingkrak

e. Memainkan lagu Metal/Keras ekspresi wajah dan gerakan tubuh Dinamis

Dan sebagainya



Untuk mendapatkan Penghayatan yang dapat membawa penonton dalam alunan musik yang sedang dimainkannya, maka seorang musisi setidaknya memperhatikan hal-hal di bawah ini:

a. Memainkan musik secara un-visual (tidak melihat jari, buku, atau alat musiknya)

b. Memahami lirik lagu yang sedang dimainkan

c. Menokohkan dirinya sebagai tokoh dalam lagunya

d. Memahami hakikat bahwa sesungguhnya musik adalah produk hati. Jika kita bisa memainkan musik dengan hati, bukan otak, maka pendengar akan bisa meresapi dan merasakan permainan kita di dalam hatinya

e. Menguasai teori musik yang dibutuhkan

f. Melakukan improvisasi yang tepat (tidak terlalu sedikit ataupun terlalu banyak)




Mengenal Biola

Biola adalah alat musik berdawai yang umumnya terbuat dari kayu, dimainkan dengan cara digesek. Biasanya memiliki 4 snar yang sesuai dengan senar 6 sampai 3 pada gitar. Jadi, tali biola dalam kondisi lepas memiliki nada-nada G-D-A-E. Nada G pada senar tertebal otomatis bernada paling rendah. Sedang senar E yang paling tipis, memiliki nada E tinggi seperi senar 1 pada sebuah gitar. Meski pun hanya memiliki 4 senar, memainkan biola tidaklah mudah.

Beberapa sumber sejarah sepakat alat musik biola sudah lahir kurang lebih 3000 tahun SM di daerah India, Timur Tengah di saat Kekaisaran Byzantium. Jika benar, mungkin biola adalah alat musik tertua dengan harmonisasi paling sempurna yang pernah diciptakan manusia. Meski pun demikian, ada alat musik lain yang lebih tua, sebuah seruling sederhana yang diciptakan dari kulit kerang yang dilubangi dengan fungsi seperti sebuah seruling. Konon sudah diciptakan 7000 tahun SM. Namun demikian, alat musik seperti seruling ini tentu saja tidak memiliki pembuatan dengan tingkat kerumitan seperti sebuah biola yang sudah memiliki 4 senar dengan harmonisasi nada yang bisa dibilang sempurna.

Setelah dikenal di India dan jazirah Arab, kemudian bangsa Arab membawa biola ke Eropa; Italia, Jerman, Perancis, bahkan Rusia.Dari sinilah terjadi penyebaran besar-besaran alat musik tersebut di benua yang sama sekali berbeda dari asalnya.

Pada abad ke 16, konon bangsa Romawi atau Italia, mengembangkan seni membuat biola modern dengan sangat luar biasa. Perhitungan mulai bahan kayu bawah, kayu atas, hingga kayu pemutar senar dan bow (alat penggesek) juga sangat diperhitungkan. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan kualitas suara akustik yang terbaik.

Ada berbagai macam ukuran biola, mulai 2/4, 3/4, 7/8, dan 4/4. Ukuran 2/4 dan 3/4 umumnya digunakan oleh anak-anak usia dini. Ukuran 7/8 sering di sebut juga Lady's violin (biola wanita). Sedang ukuran 4/4 adalah ukuran yang lazim digunakan mulai anak remaja usia baligh, hingga kamum dewasa baik laki-laki atau perempuan.

Meskipun bukan berasal dari Eropa, namun justru dunia mengenal banyak nama pembuat biola berasal dari benua tersebut. Mereka berasal dari abad 16 sampai awal abad 20. Nama-nama seperti Stradivarius, Amati,Vuillaume, Rigat Rubus, J.B.Dvorak, Jerome Thibouville-Lamy, adalah nama-nama Luthier (master pembuat biola) yang seluruhnya berasal dari Eropa.

Meski saat ini sudah banyak diciptakan biola listrik, namun kharisma dari sebuah biola kayu akustik tetap tak tertandingi. Dari segi suara, biola akustik lebih banyak disukai. Maka tak heran lebih banyak maestro biola yang lebih suka bermain dalam konsernya dengan menggunakan biola akustik dibanding elektrik.

Saat berdiskusi dengan para guru musik dan musisi yang menguasai banyak instrument, mereka berpendapat biola adalah alat musik dengan tingkat kesulitan tertinggi di bandingkan instrumen lain. Hal ini dikarenakan bentuknya yang kecil, sehingga jarak nada-nadanya lebih rapat. Selain itu biola juga tidak memiliki bridge/grip/atau kolom seperti sebuah gitar. Jarak nada benar-benar harus dirasakan dengan hati yang peka. Belum lagi kesulitan dalam menggesek hingga senar dapat berbunyi, sama sekali bukan hal mudah. Lalu menjepit biola diantara dagu dan tulang bahu, manakala memainkannya, seringkali menimbulkan rasa sakit. Yang terakhir saat memainkan biola, jemari tangan kiri harus menekan senar-senar biola, hal ini cukup menimbulkan rasa perih di jari sama seperti saat kita memainkan gitar akustik. Kombinasi dari berbagai tingkat kesulitan ini membuat seseorang butuh waktu yang lama jika ingin menguasai permainan biola. Jika untuk menguasai gitar dan akustik dengan skill standar bisa dilakukan kurang lebih 2 tahun, maka menguasai permainan biola dengan skill yang standar pula, setidaknya memerlukan waktu 3-5 tahun.

Banyak orang mengatakan, menyimpan biola seperti menyimpan harta karun. Bahkan mungkin melebihi logam mulia.Semakin tua akan semakin mahal jika masih dalam kondisi baik. Karena biola tua umumnya akan menghasilkan suara lebih indah. Biola yang termahal pernah dilelang adalah buatan Maestro Luthier Antonius Stradivarius. Dengan harga akhir lelang sebesar US $ 3.540.000. Mungkin inilah alat musik termahal yang pernah menciptakan rekor dunia.

SEBAGIAN ORANG BERPENDAPAT, BIOLA ADALAH ALAT MUSIK TERTUA, TERMAHAL, TERSULIT DIMAINKAN, DAN PALING EKSOTIS YANG PERNAH DICIPTAKAN MANUSIA...
MUNGKIN MEREKA BENAR...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar